Dalam hal ini,ar-Rumi mengatakan melalui syairnya:
Suatu malam,ku tanya cinta: "Katakan,siapa sesungguhnya dirimu?".
Katanya: " Aku ini adalah kehidupan abadi,aku memperbanyakkan
kehidupan indah itu."
Kataku: "Duhai yang di luar tempat, di manakah rumahmu?".
Katanya: "Aku ini bersama api di hati, dan di luar mata yang basah.
Aku ini tukang cat, kerana akulah setiap hari pipi berubah menjadi warna kuning.
Akulah utusan yang ringan kaki,manakala pencinta adalah kuda urusku.
Akulah merah padamnya bunga tulip,harganya barang itu.
Akulah manisnya meratap,penyibak segala yang tertabiri.
Kemudian cintalah semuanya yang tembaga akan menjadi emas.Kemudian cintalah
semua yang endapan akan jadi anggur murni.
Kemudian cintalah semua kesedihan akan menjadi ubat.Kemudian cintalah si mati akan
menjadi hidup.Kemudian cintalah raja jadi hamba."
No comments:
Post a Comment